Banyak pendapat tentang milenial di dunia kerja, benarkah milenial itu pemalas?
Di era globalisasi dan serba digital ini, segala sesuatu bergerak dan berubah dengan cepat, begitupun dengan cara kerja yang memerlukan adaptasi yang cepat akan tantangan dan persaingan yang
semakin berat.
Milenial menjadi salah satu generasi yang banyak dicari dalam industri kerja di masa kini, namun banyak opini yang berpendapat jika milenial itu pemalas, benarkah? Yuk cari tahu cara kerja
milenial yang sebenarnya:
Datang Terlambat ke Kantor
Sering datang terlambat ke kantor memang menjadi hal yang terdengar kurang etis bagi para pekerja yang diharuskan datang pagi setiap harinya. Akan tetapi, jika ingin bekerja dengan para milenial,
perlu adanya aturan dalam perusahaan yang memberlakukan fleksibilitas dalam jam kerja.
�
Kita perlu mengenal istilah�I�€™m not a morning person�atau�I�€™m an owl person�yang berarti mereka bisa lebih produktif untuk bekerja di siang hari atau bahkan di malam hari
ketimbang harus dipaksa bekerja di pagi hari. Namun bukan berarti semua milenial itu bukan orang-orang yang tidak bisa dan tidak suka bangun pagi.
Jam 10 pagi adalah jam yang normal dan wajar untuk para milenial datang ke kantor, banyak perusahaan rintisan (startup), agensi dan perusahaan yang dipenuhi oleh para milenial menerapkan jam kerja yang mengikuti pola kerja para
milenial. Ini bukan berarti milenial itu pemalas, hanya saja jam produktif setiap orang memang berbeda-beda, begitu juga para milenial.
Susah Bekerja Tanpa Gadget
Selain terkenal dengan sebutan�tech savvy�atau memiliki literasi yang sangat tinggi dalam teknologi, gadget
memiliki fungsi tersendiri yakni untuk memenuhi eksistensi milenial di dunia maya yang tidak terlepas walau saat bekerja, sebut sata update insta�story�di Instagram, nge-twit,
update status di facebook, sampai dengan�snapchat-an dilakukan walaupun saat jam kantor.
�
Hal ini bukan berarti milenial tidak fokus akan pekerjaannya namun keberadaan�gadget�biasanya akan membuat
mereka lebih bersemangat saat bekerja (diperlukannya�work-life�balance antara kehidupannya di dunia maya dan
realita).
Belanja Online Saat Bekerja
Melarang milenial untuk belanja online saat bekerja adalah salah satu kesalahan terbesar. Data menunjukan bahwa kecenderungan milenial di Asia Tenggara berbelanja online pada pukul 11 pagi (saat
jam kerja). Banyaknya milenial yang membuka situs belanja online saat jam kerja juga membuat mereka bisa lebih produktif karena hal ini bisa membuat mereka lebih nyaman dalam bekerja ketimbang
harus melakukan pekerjaan seharian.
�
Tiket pesawat dan hotel menjadi salah satu dalam�list�yang milenial cari saat berbelanja�online�di jam kerja, ada juga�list�barang-barang tertentu seperti pakaian dan sepatu yang mereka beli secara online saat jam kerja. Banyak juga dari
mereka yang memanfaatkan momen-momen tertentu seperti diskon khusus saat 11-11,�Black Friday, hingga pada
promo 12-12 yang berlangsung di bulan Desember setiap tahunnya.
Berbicara mengenai promo 12-12,�Lazada�menjadi salah satu situs belanja online yang diburu milenial untuk berbelanja online karena memiliki beragam promo belanja online menarik seperti promo lazada�hot deals,�free shipping,�gifting, serta
barang-barang�clearance�yang dijual dengan harga lebih murah.
Kerja Dimana Saja, Kapan Saja
Milenial memang terkenal sebagai generasi yang senang traveling, selain itu, mereka pun senang dengan sistem kerja yang fleksibel, yang berarti bisa bekerja kapan saja dan dimana saja. Sudah
bukan saatnya lagi untuk selalu bekerja di balik kubikel kantor 8 jam setiap harinya.
Milenial bahkan bisa bekerja lebih dari 8 jam setiap harinya, bekerja hingga larut malam, bahkan bisa terus berkarya di mana saja selama internet masih bisa dijangkau. Oleh sebab itu, selain
terkenal dengan kreativitasnya yang tinggi, milenial pun sangat terkenal dengan produktivitasnya yang tinggi.
�
Dengan demikian, anggapan bahwa milenial itu pemalas tidak selamanya benar, walaupun milenial cenderung datang terlambat ke kantor, susah bekerja tanpa gadget, belanja online saat jam kerja,
tetapi milenial memiliki jiwa nomaden yang bisa bekerja secara fleksibel dimanapun dan kapanpun. Selain itu, kreativitas dan produktivitas milenial yang tinggi membuatnya menjadi kelompok yang
mampu bersaing menjawab tantangan global di masa kini.�
�